Selasa, 09 Oktober 2012

Thankful (syukur) = 100% Happy Life


"its not happy people who are thankful , its thankful people who are happy"

Waktu lagi googling nemu gambar dengan tulisan di atas. Artinya cess membuat saya untuk berpikir sejenak, thats right i was agree dalam hati saya setuju dengan tulisan tersebut, tetapi selanjutnya ada satu hal  yang membuat saya berpikir kembali dan terdiam its in me? 

Thankful atau syukur terhadap segala sesuatu yang diberikan maha pencipta kepada kita tentu akan membuat manusia hidup dengan ketenangan,senyuman,dan berpikir positif.

Terkadang bersikap syukur sering kali kita lupakan, yang selalu di ingat adalah kesengsaraan,penyesalan,keluhan serta hal hal negatif yang sering kali di tampilkan oleh kita.

"haduh males banget hari ini kerja, ketemu si bos mana kerjaan belom beres"
"Semoga bisa bertahan hidup tanpa dia ya allah"
"nih mobil payah banget sih,pake acara ban bocor lagi"

biasanya sering banget kita nemu kata - kata diatas di update status sosial media.
di BBM,FB,Twitter semua selalu isinya keluhan dan rasa tidak bersyukur.
Semua rame update status cuma buat nunjukin keluhan dan keluhan mereka, emangnya ngaruh gitu klo orang pada tau.

Padahal kalau kita berpikir kesusahan atau kesialan yang kita dapat hari itu belum tentu sebaik orang lain.

"yah hari ini cuma makan nasi pake ikan teri"

masih banyak orang lain yang kadang makannya cuma make nasi sama garem,itu juga satu hari sekali, itu juga boleh ngumpulin sisa makan bekas orang. 


kalau kita selalu bersikap bersyukur akan apa yang dihadapkan kepada kita, hidup akan lebih damai dan tenang, gak ada perasaan selalu kurang dan ga cukup akan sesuatu.
Selalu merasa ingin lebih dari apa yang telah kita dapat, yang pada akhirnya akan membuat hidup kita ga tenang dan terbebani.

"saya mau jadi manajer biar bisa beli rumah, udah jadi manajer, manajer gajinya kecil gimana mau beli mobil mewah berarti harus jadi direktur, begitu direktur sudah dicapai, jadi direktur ga bisa jalan jalan ke luar negeri tiap hari, jadi apa ya, haduh pusing"

selalu akan merasa gimana caranya supaya keinginan kita terpenuhi, padahal kalau kita bersykur pasti dengan apa yang telah diberikan hidup akan terasa ringan dan lebih bahagia.

"Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, “Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?” Si supir menjawab, “Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai.” Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, “Bagaimana kamu bisa begitu yakin?” Supirnya menjawab, “Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan.”

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah kita sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi tetep saja masih merasa kurang, apa sih maunya?
Pikiran kita sering dipenuhi berbagai target dan keinginan. ingin ini ingin itu, terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki kita tak pernah menjadi “kaya” dalam arti yang sesungguhnya.
Suatu saat saya pernah mengikuti pelatihan, ada kata2 narasumber yang masih menepel di otak saya, dan pada saat itu secara tak sadar kepala saya mengangguk-ngangkuk..
Orang yang “kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

Boleh sih, kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. lantas bagaimana kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki? Cobalah lihat keadaan di sekeliling kita, pikirkan yang kita miliki, dan syukurilah..
Saya juga jadi teringat dengan tulisan seseorang yang banyak memberikan motivasi dan isnpirasi buat saya, Erly namanya (Alamarhum), entah puisi, entah bukan, yang jelas itu adalah sebuah catatan kecil, ini catatannya;
Hidup adalah perjuangan, maka berjuangkah.. Jangan putus asa bersabarlah.. Jangan mengeluh, bersyukurlah.. (Erly, 2006)
"Ada seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak sehinnga ia harus berjalan dengan sepatu yang robek sana sini. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur."

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.

Ada dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, “Lulu, Lulu.” Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, “Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.” Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, “Lulu, Lulu”. “Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, “Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.”
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…..”
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. “Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir…..
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya. “Oh tidak, lanjutkan…” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia “Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku.
Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…. “
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan menangis…


Dalam hidup ini, banyak sekali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan
pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi
orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Ada seorang ayah yang selalu berusaha bekerja keras dalam menafkahi keluarganya, suatu hari sang ayah pulang hanya membawa 1 bungkus nasi tanpa lauk sedikitpun. .Sambil tersenyum dan ceria sang ayah kemudian memberikan kepada 3 anaknya. Sang anak merasa kesal karena sang ayah hanya membawakan nasi. Dengan perasaan kesal Sang anak pun bertanya kenapa ayah senang padahal kita cuma makan nasi. Sang ayahpun menjawab karena ayah masih bisa bertemu dengan anak ayah tercinta setelah bekerja keras mencari makan buat kalian. Sang anakpun merasa tersenyum dan mulai memakan dengan lahap nasi yang diberikan ayahnya.
Luar bisa bukan? itulah cermin dari rasa syukur, bahagia…syukur juga berkaitan dengan rasa ikhlas yang kemudian menimbulkan rasa pasrah. Di saat pasrah manusia akan menerima keadaan yang dia terima sejelek apapun itu dan mulai bersyukur dan bahagia menerima dengan sendirinya.

Ada sebuah lagu yang cukup mengingatkan dan mencerminkan rasa syukur tersebut, semoga kita semua bisa menjadi manusia yang bersyukur.
Tak ada manusia
yang terlahir sempurna
jangan kau sesali
segala yang telah terjadi
kita pasti pernah
dapatkan cobaan yang berat
seakan hidup ini
tak ada artinya lagi
syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
tak ada manusia
yang terlahir sempurna
jangan kau sesali
segala yang telah terjadi
Tuhan pasti kan menunjukkan
kebesaran dan kuasanya
bagi hambanya yang sabar
dan tak kenal putus asa
 Keep Positive Think & wise everywhere you go

3 komentar:

  1. Dahsyaatnya Bersyukur....Sangat bersyukur saya menemukan tulisan ini...
    Membuat saya merasa masih "jauh" dari rasa bersyukur itu sendiri....
    Inspiring article !

    BalasHapus
  2. bersyukur...
    bersyukur...
    dan bersyukur...
    dengan bersyukur hidup kita jadi lebih indah ya mey?
    great post :)

    BalasHapus
  3. Setelah membaca tulisan ini...saya cuma bisa berucap.."subhanalloh"...

    BalasHapus